Jumat, 04 Januari 2008

Instant Cashflow

Ini bukan tulisan saya. Tapi tulisan Pak Roni. Founder TDA

Istilah ini saya temukan secara tak sengaja. Saat itu saya sedang bingung. Bisnis sedang menurun ke arah kebangkrutan. Iseng-iseng saya browsing di internet dan menemukan buku menarik karangan Mark G Nolan tahun 2003 lalu. Isinya sangat membuat saya shocking. Seolah-olah menelanjangi saya bulat-bulat. Apa yang saya praktekkan selama ini ternyata salah besar. Contohnya, saya menjual barang secara kredit dan akhirnya banyak piutang tak tertagih yang mengakibatkan cashflow menjadi berdarah.

Singkat cerita, akhirnya saya coba terapkan ide-ide tersebut ke dalam bisnis saya. Cerita selanjutnya adalah sejarah buat pribadi, bisnis dan keluarga. Dengan menerapkan prinsip-prinsip dari buku tersebut, bisnis saya berubah 180 derajat. Berikut ini adalah perubahan yang saya alami:
- Dulu cashflow minus menjadi surplus,
- Dulu mengejar-ngejar pelanggan sekarang dikejar-kejar pelanggan,
- Dulu margin tipis sekarang margin tebal,
- Dulu tidak ada waktu luang sekarang lebih banyak waktu luang alias menganggur
- Dan masih banyak lagi yang tidak bisa saya jabarkan satu persatu.

Anda tertarik? Apa saja idenya?

Ide 1. Positive CASHFLOW yang berasal dari PROFIT. Profit atau laba adalah keuntungan usaha yang ada di dalam rekening anda. Uang yang benar-benar bisa anda gunakan. Jadi, kalau di pembukuan anda ada profit sebesar 100 juta, uang itu benar-benar bisa anda gunakan untuk beli mobil Avanza secara tunai! profit is a real positive CASHFLOW.

Ide 2. LEVERAGE. Bagaimana usaha saya bisa jalan tanpa kehadiran saya? Bagaimana caranya menjual 5000 produk sama ringannya dengan menjual satu produk. Anda butuh leverage atau daya ungkit. Anda bisa melakukannya dengan mendelegasikan pekerjaan anda. Anda juga bisa membuat sistim bisnis yang berjalan sendiri tanpa anda dengan cara menduplikasikan diri anda. Semakin banyak yang menduplikasikan pekerjaan anda maka anda akan semakin sukses.

Ide 3. Menjual jarak jauh dengan menggunakan SCIENTIFIC ADVERTISING. Beda dengan advertising biasa yang menekankan kepada pembentukan citra saja, Scientific Advertising adalah bentuk iklan yang menghasilkan cashflow saat itu juga. Cara beriklan ini juga dikenal dengan direct response advertising. Nilai estetika tidak jadi prioritas, yang penting adalah hasilnya. Lakukan test and measure. Jika gagal, langsung diubah atau dihentikan. Jika berhasil, dilanjutkan diperbaiki, dan ditambah frekuensinya. Scientific advertising adalah salesman anda yang mengetuk pintu ribuan prospek dan menjual produk secara otomatis, siang malam meskipun saat anda tidur pulas.

Kesimpulan: CASFLOW + LEVERAGE + SCIENTIFIC ADVERTISING = FINANCIAL FREEDOM

Anda percaya? Saya percaya, karena saya sudah membuktikannya.

http://roniyuzirman.wordpress.com/2005/11/15/instant-cashflow/

Memilih Franchise atau Non-Franchise


Sekarang banyak sekali bisnis yang ditawarkan dengan sistem franchise. Tapi apakah sebenarnya franchise itu. Menurut undang-undang franchise / waralaba adalah ...? Sedangkan menurut Wiki franchise / waralaba adalah...?

Pernahkah kamu tertarik dengan salah satu bisnis franchise / waralaba yang ditawarkan? Alasannya apa? Apakah karena brand? Atau karena sistem? Saya pernah tertarik dengan salah satu franchise rental vcd/dvd. Alasannya karena saya salah konsumennya dan merasa puas dengan servicenya. Melihat rental yang sering saya kunjungi, kelihatannya sistem manajemennya baik. Biasanya kan franchise kan seragam, sehingga saya pikiri servicenya juga seragam. Lalu saya pikir dari saya membangun dan belajar sistem yang baru dari nol, saya kan tinggal pake aja sistem yang ada di franchise ini. Itu alasannya.

Yang harus dipahami dalam setiap bisnis adalah tidak ada bisnis instan. Justru kamu harus hati-hati kalo ternyata dalam waktu sekejap, bisnis yang kamu bangun langsung meraih keuntungan yang luar biasa. Jangan lupa, pondasinya belum dibangun dengan kuat. Begitu pula dengan franchise. Franchise yang sudah berhasil dan bertahan bertahun-tahun juga sudah menhadapi berbagai goncangan awalnya. Coba kamu lihat awalnya Alfamart berdiri sekitar 10 tahun kebelakang. Apakah kamu sudah sangat familiar dengan nama Alfamart? Apakah setiap tokonya seramai sekarang? Gak juga.

Kamu harus pahami betul-betul apa saja yang dia tawarkan. Misalnya, survey tempat. Seperti apa surveynya. Banyak  franchise yang asal survey. Hanya dateng, lihat-lihat dan OK. Seperti survey tanpa ilmu / cara yang jelas. Laporannya pun tidak jelas. Tahu-tahu bilang, tempatnya OK. Harusnya laporannya ada indikator-indikator yang bisa terukur. Seperti misalnya coverage area dari toko yang akan dibuka sampai mana. Berapa jumlah penduduknya. Populasi penduduk berdasarkan penghasilan, usia, jenis kelamin, dan pendidikan. Berapa traffic kendaraan atau orang yang lewat. Dari situ baru dipetakan potensi omset. Dihitung dengan opersional dan lain-lain. Baru diputuskan apakah tempat tersebut layak atau tidak. Itu baru dari survey. Dari sistem, apa saja yang ditawarkan. Sistem trainingnya seperti apa. Kalo bisa kamu diijinkan ngintip training yang sedang dilaksanakan. Apakah hanya 1 kali saja untuk selama-lamanya. Berarti setelah itu semua tanggung jawab kita untuk maintain karyawannya. Sistem keuangan, laporan-laporan monitor perkembangan. Data-data ini siapa yang akan analisa. Apakah ada bantuan analisa dari franchisor.

Jadi buka frnachise bukan berarti pekerjaan kita sebagai franchisee/investor lemih mudah. Justru kita harus hati-hati, jangan sampai terlena. Mentang-mentang disiapin oleh franchisor kita gak cuma siapin duit doank.

So, buka franchise atau gak prinsipnya sama saja menurut saya. Kelebihan yang ditawarkan frnachise adalah nama dan sistem yang sudah lebih teruji (dibandingkan dengan kita buat sistem baru). Kelemahannya biasanya harganya relatif lebih mahal dengan buka sendiri.

Franchise biasanya menggunakan franchise fee. Tapi sekarang ini biasanya sistem franchise sudah digabung dengan sistem kemitraan lainnya. Seperti bagi hasil. Ada juga yang menawarkan franchise tanpa embel-embel pembayaran macem-macem. Tapi semua produk harus disuplai dari franchisor.

So, mau pilih yang mana? Kalo soal modal sich dari 1 juta sekarang udah ada.


Kamis, 03 Januari 2008

Waspada : Biaya Tetap / Fixed Cost

Tulisan ini sebenarnya terinspirasi dari tulisan Pak Roni. Kebetulan hal ini pernah saya alami sendiri.

Tapi sebelumnya mungkin sebagian dari kamu ada yang bertanya apa itu biaya tetap. Biaya tetap adalah biaya yang rutin harus kita keluarkan setiap bulannya. Tidak bisa tidak. Harus. Jumlahnya bisa naik bisa turun. Seperti listrik, telepon, air bisa naik bisa turun, tapi tiap bulan harus kita bayar. Sewa tempat dan gaji karyawan itu
tidak berubah.

Untuk pemula atau kita baru buka usaha baru, ini perlu kita perhatikan. Karena ini yang akan menjadi pengeluaran kita setiap bulannya, ini kan biaya operasional. Katakan di bulan-bulan pertama usaha kita masih minus, maka kita harus bayar ini, Nah berapa lama kita sanggup bertahan tergantung dari  modal  untuk nutupin operasional.

Ada 2 pengalaman mengenai hal ini. Yang pertama ketika saya membuka rental VCD lewat franchise. Yang terjadi pada saya adalah saya tidak memperhitungkan berapa operasional yang harus saya keluarkan tiap bulannya. Saya set gaji karyawan besar untuk ukuran Bandung, dengan pemikiran gimana mau hidup layak kalo gajinya dibawah itu. Perhitungan untuk listrik, telepon dan internet meleset jauh dari perhitungan saya.

Seharusnya saya lebih teliti menghitung listrik, telepon dan internet. Untuk gaji, harusnya saya pancing mereka dengan bonus, insentif dan tunjangan. Take home pay nya bisa sama. Tapi nilainya bisa langsung konversi dengan kinerja mereka dan toko.

Bisnis baru itu ternyata ada 2 model, ada yang langsung rame dan ada yang lama rame. Saya tipe yang pertama. Makanya saya tenang di bulan-bulan awal. Tapi mati perlahan-lahan. Usaha saya hanya untung di 3 bulan pertama. Lama-kelamaan semakin sulit buat saya bayar biaya tetap tadi. Genjot penjualan tanpa sistem pondasi yang kuat juga gak hasil. Seperti banyak pakar penjualan berbicara, menurunkan harga itu sifatnya hanya sementara. Itu yang saya lakukan lewat promosi-promosi khusus. Kalo kelamaan jadinya bukan promosi, konsumen biasa aja.

Pengalaman yang kedua adalah ketika saya jualan makanan. Waktu itu juga saya tanpa perhitungan mau jualan apa. Ada counter bagus deket rumah, di Superindo langsung saya ambil. Kebetulan saya sudah naksir berbulan-bulan. Saya ambil sebulan 900rb. Itu yang pertama. Yang kedua saya akhirnya saya jualan burger dan donat. Untuk donat, saya putuskan ambil senilai 50rb. Yang ini yang parah. Donatnya hanya tahan 2 hari. margin saya ambil 30 persen. Yang habis di seminggu pertama cuma 20%. Kebayang deh seminggu aja pengeluarannya berapa? Untuk donat udah 150 rb. Yang masuk cuma 20% ditambah untung 30%. Ternyata saya cuma punya buat nombok sampai 2 minggu. Mati deh gwa.... Akhirnya 2 minggu kemudian saya stop. Saya jualan gak sampai sebulan jadinya.

Tapi dua pengalaman ini benar-benar berharga. Akhirnya, saya sekarang masih gerilya dulu jualannya. Karena saya hati-hati sama biaya tetap ini. Yang paling besar menyita sich biasanya soal tempat. Itu yang mahal. Hati-hati, apalagi kalo ada tawaran murah tap ada syaratnya.







Blogged with Flock

Waspada : Harga Miring Menawan Hati

Siapa sich yang gak tertarik kalo ada tawaran miring? Alias harga diskon. Sistem ini kalo dipraktekin di retail kayanya masih cukup sukses. Asal konsumen gak ngerasa ini kaya event reguler aja. Lihat saja di supermarket, kalo ada diskon yang belanja pada ngantri banget.

Nah, kalo dapet tawaran untuk tempat dikasih diskon tapi bayar dimuka beberapa tahun gimana? Misal sewa counter hp perbulan 1juta, tapi kalo pertahun 8 juta gimana? Selisihnya kan 4 juta setahun, lumayan lho. Atau sewa ruko 25 juta setahun, atau 3 tahun, tapi setahunnya 22 juta. Ini juga yang pernah saya alamin.

Saya pilih yang 3 tahun. Karena saya yakin saya bisa tahan 3 tahun dan kalo pertahun nanti tiap tahun naek lagi. Ternyata setelah setahun tanpa inovasi usaha saya bukannya berkembang malah menurun. Ketika saya mau inovasi, modal untuk inovasi terbatas. Akhirnya jalan ditempat. Menjelang tahun kedua, terpaksa gulung tikar.

Ini pelajaran berharga. Jangan terlalu tergoda dengan low price. Walaupun nilainya sepertinya murah. Kalo bayar mahal dikit asal nutup kan gak apa-apa. Uang sisa modal bisa untuk inovasi. Karena sekarang gak mungkin bisnis tanpa inovasi. Semua cepat berubah sich

Blogged with Flock

Sumber Informasi

Dari mana kita tahu bahwa bisnis yang kita pilih itu adalah bisnis yang terbaik untuk kita saat ini? Dari informasi yang kita dapat. Kita dapet informasi dari mana? Dari blog ini, dari internet, dari majalah, tabloid, surat kabar, seminar, forum diskusi, milist, dan lain-lain.
Anda tahu bahwa informasi itu sekarang begitu mahal. Coba kamu pasang iklan di acara berita di TV sepeti Seputar
Indonesia atau Liputan Enam. Pasti harganya sangat mahal. Atau kamu ikut seminar-seminar. Biasanya yang murah atau gratis, biasanya pembicaranya baru atau seminarnya adalah sebagai media promosi. Atau coba kamu ikut pendidikan kewirausahaan Purdie Candra. Semua mahal-mahalkan?
Di internet informasi diperjualbelikan. Search engine ngapain coba? Dia nyari informasi berdasarkan keyword yang kita masukan.

Mencari orang yang tepat itu sangatlah penting. Kalau kamu mau jualan bakso carilah penjual bakso, mau buka laudry cari pegawai/pemilik laundry, buka bengkel cari mekanik atau pemilik bengkel. Yang pasti carilah orang yang tepat. Jangan katanya. Kalo orang itu punya tips, buktikan dengan cara mempraktekannya.
Ingat jangan segan-segan untuk bertanya pada pedagang / pengusaha. Malu bertanya sesat di jalan. Padahal banyak dari mereka yang mau berbagi ilmu dan informasi.


Karena itu carilah informasi yang lengkap dan benar sebelum kamu memulai sebuah bisnis. Cari informasi yang akurat, bukan hanya dari literatur dari langsung dari sumber hidup. Siapa? Orang yang jelas sudah berpengalaman.

Blogged with Flock

Saya ingin punya usaha sendiri, dari mana saya harus mulai?

Ini adalah pertanyaan yang banyak diajukan orang ketika dia bilang ‘Saya mau usaha sendiri’. Begitu pula dengan saya sendiri. Saya menyatakan pada diri saya sendiri kalo saya tidak mau jadi karyawan pada tahun 1998 (saat itu saya kelas 2 SMA). Tapi usaha pertama saya baru mulai pada tahun 2003. Cukup soal saya.
Jadi apa yang harus kamu lakukan pertama kali?

  1. Jawab pertanyaan ini? Apa alasan kamu ingin punya usaha sendiri? Tiap orang mempunyai alasan sendiri-sendiri. Dan alasan itu sangat menentukan nilai dari usaha kamu. Seperti saya, alasan saya adalah keluarga. Ada yang punya alasan karena dia melihat orang lain, kayanya enak jadi pengusaha, banyak uang, banyak waktu, dikenal orang. Jadi apa alasan Kamu jadi pengusaha?
  2. Jawab pertanyaan ini? Seberapa kuat kamu ingin jadi pengusaha? Ini masih berhubungan dengan pertanyaan sebelumnya. Kalo alasan Kamu karena jadi pengusaha enak maka kamu harus baca dulu postingan saya mengenai hal ini. Kalo hanya enak yang kamu siapkan, begitu gak enak dikit nanti kamu sudah mundur.
  3. Tentukan jenis usaha yang kamu mau. Yang paling sederhana adalah kamu mau jasa atau produk. Kalo produk apakah kamu ingin memproduksi sendiri atau tidak, kalo tidak berarti kamu ingin menjadi pedagang.
  4. Tentukan usaha apa yang kamu mau. Misalnya jualan voucher hp, jualan pakaian muslim, dan lain-lain.
  5. Setelah tahu usaha apa yang kamu mau, maka mulailah mencari informasi sebanyak-banyaknya. Kamu bisa
    mendapatkannya dari sini, dari milist, ikut seminar, ikut komunitas/perkumpulan, dari search engine, dari buku dan majalah, atau kamu bertanya langsung pada orang yang sudah mencoba usaha tersebut.
  6. Setelah kamu tahu semua mengenai usaha tersebut, yang perlu kamu lakukan, dan ini yang paling penting, MEMULAINYA dengan segera. Tidak ada gunanya semua langkah di atas bila kamu tetap tidak memulainya. ACTION, NOW OR NEVER.

Hanya itu? Kok kelihatannya gampang banget? Iya, gampang atau tidak itu tergantung kamu melihat kamu melihat dan menghadapinya. Kok gak disinggung soal modal? Emang bisnis gak perlu modal ya? Tergantung point 5, apa yang kamu dapet dari situ. Misalnya kamu mau jual gorengan. Kamu harus punya apa? Ya kamu tinggal hitung perlu modal berapa untuk belinya. Kalo gak punya modal gimana? Itu gak dibahas di sini. Tapi apapun masalahnya pasti ada jalan keluarnya.

Selamat mencoba. Jangan lupa kabarin saya gimana hasilnya. Apalagi kalo sukses.



Jadi Pengusaha itu Enak?

Apa alasan kamu mau jadi pengusaha? Karena jadi pengusaha itu enak. Itu jawaban sebagian orang. Tapi apa betul jadi pengusaha itu enak? Apa sich enaknya? Punya usaha sendiri, waktu kerja diatur sendiri, punya karyawan, punya uang, gaji diatur sendiri, cara kerja diatur sendiri. Pokoknya yang ngatur cuma kita dan Tuhan. Eh, tapi kan itu kalo kita jadi pengusaha yang sukses. Ya… anggap saja kita sudah jadi pengusaha yang sukses.
Ada
gak enaknya gak sich? Gak enaknya semua dipikirin sendiri. Dari konsep, merintis, memulai, membesarkan, mempertahankan, dan seterusnya. Kalo ada apa-apa, pengusaha yang gak bisa tidur. Waktu mulai, siang malam kerja terus, sabtu minggu pun kerja. Bahkan mungkin ditahun-tahun awal gak dapet apa-apa. Minus terus. Gak ketemu anak-istri. Ada istilah, kalo pengusaha itu jam kerjanya 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Betul begitu.
Ya… semua diatas itu belum tentu. Banyak hal yang menentukan semua itu. Tapi sebenarnya menjadi pengusaha itu enak atau tidak, tidaklah penting. Yang penting kita sudah menentukan apa alasan kita mau jadi pengusaha. Jadi walaupun jadi pengusaha itu harus tidak enak, tidak masalah. Karena jadi pengusaha hanyalah jalan untuk memenuhi apa yang kita inginkan. Dan yang kita inginkan itulah alasan kita memilih jalan menjadi pengusaha.

Enak atau tidak, semua itu adalah pilihan kita. Kitalah yang menentukan. Radang tenggorokan itu gak enak. Kenapa kamu radang tenggorokan? Karena kebanyakan minum air es. Waktu minum kamu sudah tahu
kan bisa sakit. Berarti semua itu pilihan kamu.
Sakit hati diperlakukan seperti itu olehnya. Memang dia suruh hati kamu sakit? Tidak. Lalu siapa yang suruh? Tidak ada. Kamu yang suruh hati kamu sakit.

Jadi semua itu adalah pilihan kita. Enak atau tidak jadi pengusaha kita sendiri yang menentukannya.

Oleh karena itu tentukan pilihan mu dari sekarang.

Memilih Usaha / Bisnis

Kamu buka laundry? Kamu buka usaha busana muslim? Kenapa kamu pilih itu? Saya bingung mau usaha apa? Sering dengar pertanyaan ini? Memilih usaha itu sebenarnya tidaklah susah. Yang kamu harus lakukan adalah jalan-jalan, ngobrol, lihat, amati. Banyak peluang bertebaran disekitar kita. Tinggal bagaimana kita melihatnya. Tahu ‘BABE’ di Bandung? Toko barang bekas yang pembelinya sampai dari luar kota Bandung. Padahal jualan barang bekas itu dari jaman dulu ada kan? Tapi ternyata peluang untuk itu masih ada. Tapi kita harus belajar dalam jalan-jalan dan ngobrol-ngobrol itu bukan sekedarjalan-jalan dan ngobrol-ngobrol. Kita harus belajar membaca apa yang bisa dijadikan peluang. Peluang atau kesempatan itu ada dimana ada masalah. Misal, ibu-ibu ngobrol sambil beli sayur. Cerita ngalor-ngidul, keluh sana sini. Coba kamu pikir, dari mana awalnya dilivery service itu. Itu karena orang males pergi untuk pergi ke toko. Alesan malesnya bisa karena macem-macem, bisa karena ujan, sakit dan lain-lain. Restoran atau katering sehat dari mana. Karena ada orang harus makan dengan aturan yang ketat, gak bisa masak sendiri di rumah, tapi mau sehat. Maka dia akan cari makanan yang sehat. Semua peluang itu ada karena ada suatu masalah. Di setiap masalah pasti ada hikmahnya. Tergantung sudut pandang kita melihatnya. Banjir di Jakarta saja bisa menjadi rejeki bagi sebagian orang. Karena mereke melihatnya sebagai sebuah peluang. Tapi membuka sebuah usaha tidak harus karena kamu melihat suatu peluang. Tapi bisa karena cinta, suka dan hobi. Kecantikan. Rasanya kalau dilihat ini bisnis yang berat dan sulit. Tapi masih saja ada orang masuk ke bisnis ini dan berhasil. Sebagian dari mereka mengambil bisnis bukan karena mereka melihat peluang, tapi karena kecintaan. Bisnis arung jeram, itu pun awalnya hanya terbatas untuk sebagian orang dengan hobi yang sama. Mereka tidak melakukan riset pasar apakah ada peluang atau tidak.
Jadi dalam memilih usaha, kamu tinggal pilih. Mencari peluang atau mengikuti hati. Dua-duanya tidak masalah. Tapi yang harus diingat adalah kalo kamu memilih bisnis, maka inti bisnis adalah untung/profit. Kalo bisnis tidak untung berarti bukan bisnis, kerja sosial.

Saya Memilih Untuk Bahagia Dari Sekarang

Kamu kenapa? Saya sedih diputusin sama dia. Saya sedih usaha saya merugi puluhan juta. Saya sedih usaha saya ditipu sama orang. Saya sedih uang hasil usaha dibawa kabur pegwai saya. Saya senang karena akan menikah dengan nya. Saya senang, akhirnya usaha saya berhasil. Saya bahagia akhirnya bisa membeli rumah untuk istri saya dari uang hasil usaha. Saya bahagia akhirnya bisa keluar dari perusahaan itu.
Apa betul kamu sedih karena usaha kamu rugi? Apa betul kamu bahagia karena usaha kamu gagal. Jadi kalo usaha kamu biasa aja, kamu juga biasa aja donk.
Sebenarnya apa sich alasan kamu mau jadi pengusaha? Karena ingin punya rumah dll (harta). Memangnya kenapa kamu ingin punya itu. Supaya ini, supaya itu (hidup berkecukupan dan berlimpah). Memangnya kenapa? Bahagia. Itu jawaban terakhir biasanya. Hepi terus…. (kaya iklan).
Sebenarnya yang kamu bahagia
kan? Terus siapa yang bilang mau bahagia itu harus ini harus itu? Harus jadi pengusaha harus jadi kaya harus punya ini harus punya itu. Kamu! Kamu sendiri yang ngasih semua aturan itu.
Jadi gimana? Jadi buang semua syarat, dan mulailah bahagia dari sekarang. Dan begitu juga kalo usaha kamu rugi, kata siapa harus sedih? Kata kamu. Mulailah sekarang buatlah keputusan yang positif selalu untuk kamu supaya kamu menarik (Law of Attraction) hal-hal yang positif pula ke dalam kehidupan kamu.

Apapun yang terjadi saya akan bahagia.

Rabu, 02 Januari 2008

Bisnis Voucher atau Pulsa HP

Kamu tertarik untuk ikut di bisnis seluler? Dari jualan hp baru, hp bekas, casing, sarung hp, tali hp, penguat sinyal, handsfree, kabel data, voucher isi ulang dan kartu perdana. Bahkan dengan perkembangan sekarang pda dan modem / PCMCIA untuk GSM dan CDMA pun bisa menjadi peluang untuk dipertimbangkan. Coba kita telaah sama-sama untuk voucher atau pulsa.
Jualan voucher isi ulang atau jualan pulsa. Dua barang yang fisiknya gak jelas wujudnya (pulsakan emang gak kelihatan) ini gak pernah berhenti diperjualbelikan. Udah kaya sembako. Coba lihat saja, tukang ketoprak, tukang becak, penjual rokok, pembantu sampai pemulung sudah menggunakan hp, punya sendiri lho bukan minjem. Kamu tahu gak vocher itu saingannya rokok. Kok bisa? Kata temen saya yang ngerokok jatah rokoknya dikurangin untuk beli pulsa.
Berapa sich modal untuk bisnis ini? Tergantung kamu mau pilih yang gimana. Kalo cuma jualan di kantor misalnya. Kamu bisa ikutan pulsa elektrik. Ada M-Kios, Dompet Pulsa dan masih banyak lainnya. Kalo modal terbatas, untuk pemula lebih baik pake 1 kartu untuk semua operator. Banyak kok sekarang yang provider seperti ini. Malah ada yang punya fasilitas Member Get Member dan digabung sama MLM. Kamu tinggal browsing cari 'Voucher Electrik'. Pasti banyak kok. Biasanya modal awalnya 500 ribu. Untungnya antara 500-1500 rupiah biasanya. Tapi harga jual terserah kita kok. Kalo mau lebih murah biasanya provider member tawaran pembelian secara paket. Misal beli 500 ribu dapet, flexi 10rb, 20rb, esia 5rb, 10rb, mentari 25rb dan yang lainnya. Tapi kalo gak paket sistemnya deposit. Deposit 500rb, kalo mau beli tinggal potong, jenisnya bebas.
Voucher fisik juga gak kalah menarik. Sekalipun voucher elektrik relatif lebih murah, tapi masih banyak orang yang lebih milih beli voucher fisik alasannya pun macam-macam. Umumnya karena mereka lebih percaya voucher fisik, kalo voucher elektrik kadang gagal atau lama masuk pulsanya. Yang ini kalo mau grosir modalnya sekitar 1 jutaan. Tapi kalo kita buka counter biasanya sampai 7 jutaan. Bukan berarti gak boleh 1 juta. Tapi kalo 1 juta koleksinya gak lengkap. Apalagi operator semakin banyak, dan konsumen semakin bebas memilih. Tapi gak perlu takut rugi, biasanya voucher fisik kadaluarsanya 1 tahun.
Gimana? Berminat? Mau yang electric bisa mulai search di internet. Mau fisik bisa mulai berburu ke pusat perdangan hp di kotamu. Kalo di Jakarta bisa ke daerah Roxy, ITC Cempaka Mas, PGC Cililitan atau mall-mall lainnya.


Selasa, 01 Januari 2008

Apa Alasan Kamu Mau Jadi Pengusaha?

Kalo ada yang nanya ‘Kenapa kamu mau jadi pengusaha?’ kamu akan jawab apa?

Ada banyak alasan seseorang ingin jadi pengusaha. Ada yang ingin kaya. Karena dia bilang kalo jadi pengusaha itu kaya. Tergantung jadi pengusaha apa dulu. Warung roko juga kalo punya sendiri kan pengusaha. Tapi kalo situasinya begitu-begitu aja, ya gak bakalan kaya.

Ada yang ingin punya waktu bebas banyak. Kalo kerja waktunya diatur sama kantor. Ini juga tergantung. Ada yang pengusaha gak bisa delegasikan pekerjaannya ke orang lain / karyawannya, sehingga semua harus dia kerjakan sendiri. Bagaimana dia punya waktu luang (waktu bebas) yang banyak.

Ada yang karena gak mau jadi karyawan. Saya gak suka diperintah /diatur. Ya… tapi jangan marah kalo nanti jadi pengusaha, ternyata ada konsumen yang suka ngatur kita. Konsumen itu kan macem-macem maunya. Ada yang normal dan ada yang abnormal.

Jadi kalo kamu apa? Coba pikir baik-baik. Apakah penting untuk kaya, apakah penting untuk punya waktu luang, apakah penting gak jadi karyawan. Kalo kaya, gak jelas atau gak tahu uangnya untuk apa jadi apa manfaatnya. Kalo punya waktu luang tapi gak ada orang untuk berbagi, juga ngapain. Apa betul jadi pengusaha itu lebih enak dari pada jadi karyawan. Coba pikirkan lagi.

Lalu apa donk alasan jadi pengusaha? Coba anda pikirkan lagi. Ada banyak alasan. Alasan saya ingin jadi pengusaha salah satunya memang yang 3 di atas. Tapi itu bukan yang utama. Yang utama adalah karena keluarga saya. Saya ingin memberikan yang terbaik untuk keluarga saya. Materi yang terbaik. Jasmani yang terbaik. Pendidikan yang terbaik. Ternyata semua itu perlu uang yang banyak. Waktu, kalo jadi karyawan waktu saya sudah jelas. Saya gak bisa anter anak saya ke sekolah, jemput pulang sekolah kemungkinan besar gak bisa. Memang jadi pengusaha juga gak jamin punya waktu banyak, tapi saya mau jadi pengusaha yang punya waktu luang banyak.

Terus apa sich pentingnya alasan jadi pengusaha? Penting banget. Kalo alasannya gak terlalu penting dan terlalu kuat, baru ada cobaan dikit kita udah nyerah. Kalo kata TDW (Tung Desem Waringin) coba bayangin apa yang aka terjadi pada diri kita, pada keluarga kita kalau kita jadi pengusaha yang berhasil. Rumah, mobil, asuransi, sehat, ibadah (mis: naik haji), sekolah, waktu bersama, liburan. Lihat situasi dunia dan Indonesia. Seperti apa kalo kamu jadi pengusaha yang berhasil. Kamu bisa tolong orang lain yang membutuhkan. Sekarang bencana ada dimana-mana, kamu bisa bantu mereka yang kena musibah.

Sebaliknya, kalo kamu gak jadi pengusaha Cuma karyawan biasa kaya sekarang. Coba lihat jabatan paling tinggi apa yang bisa kamu dapetin. Perlu berapa lama kamu dapet posisi itu. Kalo gak berhasil gimana. Gajinya cukup gak buat mana, beli rumah, beli mobil, bayar sekolah. Kalo sakit gimana? Diganti kantor. Kalo parah, kalo harus dibawa keluar negeri biar sembuh. Coba pikir dengan objektif. Dengan kondisi Indonesia ke depan kalo kamu cuma jadi karyawan gimana masa depan anak dan istri kamu.

Jadi kenapa kamu mau jadi pengusaha? Apakah jadi pengusaha itu penting buat kamu? Kalo kamu sudah yakin, kamu boleh lanjutin untuk mulai mendirikan usaha.

Usaha Pertama Saya – Dagang Roti Keliling

Sebenarnya saya sendiri kurang jelas ini usaha saya atau istri saya. Tapi yang pasti kami menjalaninya bersama-sama.

Saya memang dalam memilih langkah atau suatu usaha gak terlalu banyak milih. Kalo menurut saya produknya bagus, saya suka. Pasti saya jalanin.

Ada yang tahu Roti Bagelen Merbabu dari Bandung. Ini buatan rumah lho. Artinya pabriknya itu di rumah. Yang buat yang punya rumah. Yang jual yang punya rumah. Rumahnya di gang selebar 1 mobil. Gak ada spanduk atau tulisan apa-apa. Tapi saya sendiri gak tahu gimana kok produknya bisa segini hebat. Dia gak punya toko diluar. Tapi di daerah wisata atau di toko oleh-oleh Bandung roti ini biasanya ada. Rasanya enak, variasi itu yang beda dari yang lain. Dan kemasannya itu yang luar biasa. Buat roti bagelen, biasanya kan Cuma dibungkus plastik kaya roti biasa. Tapi yang ini kemasannya cantik banget.

Singkat cerita, saya jatuh cinta sama roti ini. Saya orang Bandung yang sekarang tinggal di Jakarta. Jadi saya memang sering ke Bandung. Setiap ke Bandung saya selalu beli roti ini. Ngobrol-ngobrol, saya tanya kalo saya mau beli banyak diskon gak. Kebuka deh. Jadi dia emang jual buat dijual lagi kebanyakan. Karena emang dia gak punya toko kecuali rumahnya itu. Dan bergabunglah saya sebagai reseller Roti Bagelen Merbabu.

Awalnya belum kepikir mau jual roti ini gimana. Wong saya masih jadi karyawan. Dan kayanya kemahalan kalo saya bayar orang buat jual roti ini. Apalagi kalo yang jual gak tahu keunggulan produk ini. Paling gak kaya saya yang memang suka banget sama roti bagelen ini.

Yang pertama, saya bawa ke kantor. Saya pajang aja di meja. Benerkan ada yang nanya. Saya jual cuma lebih mahal 2000 rupiah dari yang di Bandung. Saya ambil margin 3000 an kalo gak salah.

Yang kedua, istri saya nenteng roti itu ke sekolah deket rumah. Kalo hari Sabtu sama saya. Hari minggu kita jalan muter-muter di tempat olah raga deket rumah. Kita tawar-tawarin sambil bawa tester. Jadi mereka yang belum pernah bisa nyoba.

Yang luar biasa. Saya jual di depan Tip Top Rawamangun. Lumayan laku banyak lho. Ada 2 ibu-ibu yang ngerubutin, kebetulan tu ibu tahu roti ini. Jadi yang lewat merhatiin. Akhirnya yang lewat nanya. Dan terus beli deh. Ini betul-betul pengalaman yang luar biasa.

Selain itu kami pun bagikan selebaran-selebaran setiap jualan. Tapi sayangnya semua ini cuma berjalan beberapa bulan. Istri saya hamil. Dan terpaksa kami harus stop.

Yang mengejutkan apa? Beberapa bulan kemudian, setelah kami stop berjualan. Ada 2 kali telepon yang mau pesen roti ini. Dan satu jumlahnya lumayan banyak karena buat oleh-oleh ke Medan katanya. Rupanya ini benih yang kami tanam. Baru bisa kami petik setelah beberapa bulan lamanya. Tapi pasti akan lebih cepat kalo kami pupuk.

Ada yang mau coba peluang yang kami lepas ini?