Jumat, 04 Januari 2008

Instant Cashflow

Ini bukan tulisan saya. Tapi tulisan Pak Roni. Founder TDA

Istilah ini saya temukan secara tak sengaja. Saat itu saya sedang bingung. Bisnis sedang menurun ke arah kebangkrutan. Iseng-iseng saya browsing di internet dan menemukan buku menarik karangan Mark G Nolan tahun 2003 lalu. Isinya sangat membuat saya shocking. Seolah-olah menelanjangi saya bulat-bulat. Apa yang saya praktekkan selama ini ternyata salah besar. Contohnya, saya menjual barang secara kredit dan akhirnya banyak piutang tak tertagih yang mengakibatkan cashflow menjadi berdarah.

Singkat cerita, akhirnya saya coba terapkan ide-ide tersebut ke dalam bisnis saya. Cerita selanjutnya adalah sejarah buat pribadi, bisnis dan keluarga. Dengan menerapkan prinsip-prinsip dari buku tersebut, bisnis saya berubah 180 derajat. Berikut ini adalah perubahan yang saya alami:
- Dulu cashflow minus menjadi surplus,
- Dulu mengejar-ngejar pelanggan sekarang dikejar-kejar pelanggan,
- Dulu margin tipis sekarang margin tebal,
- Dulu tidak ada waktu luang sekarang lebih banyak waktu luang alias menganggur
- Dan masih banyak lagi yang tidak bisa saya jabarkan satu persatu.

Anda tertarik? Apa saja idenya?

Ide 1. Positive CASHFLOW yang berasal dari PROFIT. Profit atau laba adalah keuntungan usaha yang ada di dalam rekening anda. Uang yang benar-benar bisa anda gunakan. Jadi, kalau di pembukuan anda ada profit sebesar 100 juta, uang itu benar-benar bisa anda gunakan untuk beli mobil Avanza secara tunai! profit is a real positive CASHFLOW.

Ide 2. LEVERAGE. Bagaimana usaha saya bisa jalan tanpa kehadiran saya? Bagaimana caranya menjual 5000 produk sama ringannya dengan menjual satu produk. Anda butuh leverage atau daya ungkit. Anda bisa melakukannya dengan mendelegasikan pekerjaan anda. Anda juga bisa membuat sistim bisnis yang berjalan sendiri tanpa anda dengan cara menduplikasikan diri anda. Semakin banyak yang menduplikasikan pekerjaan anda maka anda akan semakin sukses.

Ide 3. Menjual jarak jauh dengan menggunakan SCIENTIFIC ADVERTISING. Beda dengan advertising biasa yang menekankan kepada pembentukan citra saja, Scientific Advertising adalah bentuk iklan yang menghasilkan cashflow saat itu juga. Cara beriklan ini juga dikenal dengan direct response advertising. Nilai estetika tidak jadi prioritas, yang penting adalah hasilnya. Lakukan test and measure. Jika gagal, langsung diubah atau dihentikan. Jika berhasil, dilanjutkan diperbaiki, dan ditambah frekuensinya. Scientific advertising adalah salesman anda yang mengetuk pintu ribuan prospek dan menjual produk secara otomatis, siang malam meskipun saat anda tidur pulas.

Kesimpulan: CASFLOW + LEVERAGE + SCIENTIFIC ADVERTISING = FINANCIAL FREEDOM

Anda percaya? Saya percaya, karena saya sudah membuktikannya.

http://roniyuzirman.wordpress.com/2005/11/15/instant-cashflow/

Memilih Franchise atau Non-Franchise


Sekarang banyak sekali bisnis yang ditawarkan dengan sistem franchise. Tapi apakah sebenarnya franchise itu. Menurut undang-undang franchise / waralaba adalah ...? Sedangkan menurut Wiki franchise / waralaba adalah...?

Pernahkah kamu tertarik dengan salah satu bisnis franchise / waralaba yang ditawarkan? Alasannya apa? Apakah karena brand? Atau karena sistem? Saya pernah tertarik dengan salah satu franchise rental vcd/dvd. Alasannya karena saya salah konsumennya dan merasa puas dengan servicenya. Melihat rental yang sering saya kunjungi, kelihatannya sistem manajemennya baik. Biasanya kan franchise kan seragam, sehingga saya pikiri servicenya juga seragam. Lalu saya pikir dari saya membangun dan belajar sistem yang baru dari nol, saya kan tinggal pake aja sistem yang ada di franchise ini. Itu alasannya.

Yang harus dipahami dalam setiap bisnis adalah tidak ada bisnis instan. Justru kamu harus hati-hati kalo ternyata dalam waktu sekejap, bisnis yang kamu bangun langsung meraih keuntungan yang luar biasa. Jangan lupa, pondasinya belum dibangun dengan kuat. Begitu pula dengan franchise. Franchise yang sudah berhasil dan bertahan bertahun-tahun juga sudah menhadapi berbagai goncangan awalnya. Coba kamu lihat awalnya Alfamart berdiri sekitar 10 tahun kebelakang. Apakah kamu sudah sangat familiar dengan nama Alfamart? Apakah setiap tokonya seramai sekarang? Gak juga.

Kamu harus pahami betul-betul apa saja yang dia tawarkan. Misalnya, survey tempat. Seperti apa surveynya. Banyak  franchise yang asal survey. Hanya dateng, lihat-lihat dan OK. Seperti survey tanpa ilmu / cara yang jelas. Laporannya pun tidak jelas. Tahu-tahu bilang, tempatnya OK. Harusnya laporannya ada indikator-indikator yang bisa terukur. Seperti misalnya coverage area dari toko yang akan dibuka sampai mana. Berapa jumlah penduduknya. Populasi penduduk berdasarkan penghasilan, usia, jenis kelamin, dan pendidikan. Berapa traffic kendaraan atau orang yang lewat. Dari situ baru dipetakan potensi omset. Dihitung dengan opersional dan lain-lain. Baru diputuskan apakah tempat tersebut layak atau tidak. Itu baru dari survey. Dari sistem, apa saja yang ditawarkan. Sistem trainingnya seperti apa. Kalo bisa kamu diijinkan ngintip training yang sedang dilaksanakan. Apakah hanya 1 kali saja untuk selama-lamanya. Berarti setelah itu semua tanggung jawab kita untuk maintain karyawannya. Sistem keuangan, laporan-laporan monitor perkembangan. Data-data ini siapa yang akan analisa. Apakah ada bantuan analisa dari franchisor.

Jadi buka frnachise bukan berarti pekerjaan kita sebagai franchisee/investor lemih mudah. Justru kita harus hati-hati, jangan sampai terlena. Mentang-mentang disiapin oleh franchisor kita gak cuma siapin duit doank.

So, buka franchise atau gak prinsipnya sama saja menurut saya. Kelebihan yang ditawarkan frnachise adalah nama dan sistem yang sudah lebih teruji (dibandingkan dengan kita buat sistem baru). Kelemahannya biasanya harganya relatif lebih mahal dengan buka sendiri.

Franchise biasanya menggunakan franchise fee. Tapi sekarang ini biasanya sistem franchise sudah digabung dengan sistem kemitraan lainnya. Seperti bagi hasil. Ada juga yang menawarkan franchise tanpa embel-embel pembayaran macem-macem. Tapi semua produk harus disuplai dari franchisor.

So, mau pilih yang mana? Kalo soal modal sich dari 1 juta sekarang udah ada.


Kamis, 03 Januari 2008

Waspada : Biaya Tetap / Fixed Cost

Tulisan ini sebenarnya terinspirasi dari tulisan Pak Roni. Kebetulan hal ini pernah saya alami sendiri.

Tapi sebelumnya mungkin sebagian dari kamu ada yang bertanya apa itu biaya tetap. Biaya tetap adalah biaya yang rutin harus kita keluarkan setiap bulannya. Tidak bisa tidak. Harus. Jumlahnya bisa naik bisa turun. Seperti listrik, telepon, air bisa naik bisa turun, tapi tiap bulan harus kita bayar. Sewa tempat dan gaji karyawan itu
tidak berubah.

Untuk pemula atau kita baru buka usaha baru, ini perlu kita perhatikan. Karena ini yang akan menjadi pengeluaran kita setiap bulannya, ini kan biaya operasional. Katakan di bulan-bulan pertama usaha kita masih minus, maka kita harus bayar ini, Nah berapa lama kita sanggup bertahan tergantung dari  modal  untuk nutupin operasional.

Ada 2 pengalaman mengenai hal ini. Yang pertama ketika saya membuka rental VCD lewat franchise. Yang terjadi pada saya adalah saya tidak memperhitungkan berapa operasional yang harus saya keluarkan tiap bulannya. Saya set gaji karyawan besar untuk ukuran Bandung, dengan pemikiran gimana mau hidup layak kalo gajinya dibawah itu. Perhitungan untuk listrik, telepon dan internet meleset jauh dari perhitungan saya.

Seharusnya saya lebih teliti menghitung listrik, telepon dan internet. Untuk gaji, harusnya saya pancing mereka dengan bonus, insentif dan tunjangan. Take home pay nya bisa sama. Tapi nilainya bisa langsung konversi dengan kinerja mereka dan toko.

Bisnis baru itu ternyata ada 2 model, ada yang langsung rame dan ada yang lama rame. Saya tipe yang pertama. Makanya saya tenang di bulan-bulan awal. Tapi mati perlahan-lahan. Usaha saya hanya untung di 3 bulan pertama. Lama-kelamaan semakin sulit buat saya bayar biaya tetap tadi. Genjot penjualan tanpa sistem pondasi yang kuat juga gak hasil. Seperti banyak pakar penjualan berbicara, menurunkan harga itu sifatnya hanya sementara. Itu yang saya lakukan lewat promosi-promosi khusus. Kalo kelamaan jadinya bukan promosi, konsumen biasa aja.

Pengalaman yang kedua adalah ketika saya jualan makanan. Waktu itu juga saya tanpa perhitungan mau jualan apa. Ada counter bagus deket rumah, di Superindo langsung saya ambil. Kebetulan saya sudah naksir berbulan-bulan. Saya ambil sebulan 900rb. Itu yang pertama. Yang kedua saya akhirnya saya jualan burger dan donat. Untuk donat, saya putuskan ambil senilai 50rb. Yang ini yang parah. Donatnya hanya tahan 2 hari. margin saya ambil 30 persen. Yang habis di seminggu pertama cuma 20%. Kebayang deh seminggu aja pengeluarannya berapa? Untuk donat udah 150 rb. Yang masuk cuma 20% ditambah untung 30%. Ternyata saya cuma punya buat nombok sampai 2 minggu. Mati deh gwa.... Akhirnya 2 minggu kemudian saya stop. Saya jualan gak sampai sebulan jadinya.

Tapi dua pengalaman ini benar-benar berharga. Akhirnya, saya sekarang masih gerilya dulu jualannya. Karena saya hati-hati sama biaya tetap ini. Yang paling besar menyita sich biasanya soal tempat. Itu yang mahal. Hati-hati, apalagi kalo ada tawaran murah tap ada syaratnya.







Blogged with Flock

Waspada : Harga Miring Menawan Hati

Siapa sich yang gak tertarik kalo ada tawaran miring? Alias harga diskon. Sistem ini kalo dipraktekin di retail kayanya masih cukup sukses. Asal konsumen gak ngerasa ini kaya event reguler aja. Lihat saja di supermarket, kalo ada diskon yang belanja pada ngantri banget.

Nah, kalo dapet tawaran untuk tempat dikasih diskon tapi bayar dimuka beberapa tahun gimana? Misal sewa counter hp perbulan 1juta, tapi kalo pertahun 8 juta gimana? Selisihnya kan 4 juta setahun, lumayan lho. Atau sewa ruko 25 juta setahun, atau 3 tahun, tapi setahunnya 22 juta. Ini juga yang pernah saya alamin.

Saya pilih yang 3 tahun. Karena saya yakin saya bisa tahan 3 tahun dan kalo pertahun nanti tiap tahun naek lagi. Ternyata setelah setahun tanpa inovasi usaha saya bukannya berkembang malah menurun. Ketika saya mau inovasi, modal untuk inovasi terbatas. Akhirnya jalan ditempat. Menjelang tahun kedua, terpaksa gulung tikar.

Ini pelajaran berharga. Jangan terlalu tergoda dengan low price. Walaupun nilainya sepertinya murah. Kalo bayar mahal dikit asal nutup kan gak apa-apa. Uang sisa modal bisa untuk inovasi. Karena sekarang gak mungkin bisnis tanpa inovasi. Semua cepat berubah sich

Blogged with Flock

Sumber Informasi

Dari mana kita tahu bahwa bisnis yang kita pilih itu adalah bisnis yang terbaik untuk kita saat ini? Dari informasi yang kita dapat. Kita dapet informasi dari mana? Dari blog ini, dari internet, dari majalah, tabloid, surat kabar, seminar, forum diskusi, milist, dan lain-lain.
Anda tahu bahwa informasi itu sekarang begitu mahal. Coba kamu pasang iklan di acara berita di TV sepeti Seputar
Indonesia atau Liputan Enam. Pasti harganya sangat mahal. Atau kamu ikut seminar-seminar. Biasanya yang murah atau gratis, biasanya pembicaranya baru atau seminarnya adalah sebagai media promosi. Atau coba kamu ikut pendidikan kewirausahaan Purdie Candra. Semua mahal-mahalkan?
Di internet informasi diperjualbelikan. Search engine ngapain coba? Dia nyari informasi berdasarkan keyword yang kita masukan.

Mencari orang yang tepat itu sangatlah penting. Kalau kamu mau jualan bakso carilah penjual bakso, mau buka laudry cari pegawai/pemilik laundry, buka bengkel cari mekanik atau pemilik bengkel. Yang pasti carilah orang yang tepat. Jangan katanya. Kalo orang itu punya tips, buktikan dengan cara mempraktekannya.
Ingat jangan segan-segan untuk bertanya pada pedagang / pengusaha. Malu bertanya sesat di jalan. Padahal banyak dari mereka yang mau berbagi ilmu dan informasi.


Karena itu carilah informasi yang lengkap dan benar sebelum kamu memulai sebuah bisnis. Cari informasi yang akurat, bukan hanya dari literatur dari langsung dari sumber hidup. Siapa? Orang yang jelas sudah berpengalaman.

Blogged with Flock

Saya ingin punya usaha sendiri, dari mana saya harus mulai?

Ini adalah pertanyaan yang banyak diajukan orang ketika dia bilang ‘Saya mau usaha sendiri’. Begitu pula dengan saya sendiri. Saya menyatakan pada diri saya sendiri kalo saya tidak mau jadi karyawan pada tahun 1998 (saat itu saya kelas 2 SMA). Tapi usaha pertama saya baru mulai pada tahun 2003. Cukup soal saya.
Jadi apa yang harus kamu lakukan pertama kali?

  1. Jawab pertanyaan ini? Apa alasan kamu ingin punya usaha sendiri? Tiap orang mempunyai alasan sendiri-sendiri. Dan alasan itu sangat menentukan nilai dari usaha kamu. Seperti saya, alasan saya adalah keluarga. Ada yang punya alasan karena dia melihat orang lain, kayanya enak jadi pengusaha, banyak uang, banyak waktu, dikenal orang. Jadi apa alasan Kamu jadi pengusaha?
  2. Jawab pertanyaan ini? Seberapa kuat kamu ingin jadi pengusaha? Ini masih berhubungan dengan pertanyaan sebelumnya. Kalo alasan Kamu karena jadi pengusaha enak maka kamu harus baca dulu postingan saya mengenai hal ini. Kalo hanya enak yang kamu siapkan, begitu gak enak dikit nanti kamu sudah mundur.
  3. Tentukan jenis usaha yang kamu mau. Yang paling sederhana adalah kamu mau jasa atau produk. Kalo produk apakah kamu ingin memproduksi sendiri atau tidak, kalo tidak berarti kamu ingin menjadi pedagang.
  4. Tentukan usaha apa yang kamu mau. Misalnya jualan voucher hp, jualan pakaian muslim, dan lain-lain.
  5. Setelah tahu usaha apa yang kamu mau, maka mulailah mencari informasi sebanyak-banyaknya. Kamu bisa
    mendapatkannya dari sini, dari milist, ikut seminar, ikut komunitas/perkumpulan, dari search engine, dari buku dan majalah, atau kamu bertanya langsung pada orang yang sudah mencoba usaha tersebut.
  6. Setelah kamu tahu semua mengenai usaha tersebut, yang perlu kamu lakukan, dan ini yang paling penting, MEMULAINYA dengan segera. Tidak ada gunanya semua langkah di atas bila kamu tetap tidak memulainya. ACTION, NOW OR NEVER.

Hanya itu? Kok kelihatannya gampang banget? Iya, gampang atau tidak itu tergantung kamu melihat kamu melihat dan menghadapinya. Kok gak disinggung soal modal? Emang bisnis gak perlu modal ya? Tergantung point 5, apa yang kamu dapet dari situ. Misalnya kamu mau jual gorengan. Kamu harus punya apa? Ya kamu tinggal hitung perlu modal berapa untuk belinya. Kalo gak punya modal gimana? Itu gak dibahas di sini. Tapi apapun masalahnya pasti ada jalan keluarnya.

Selamat mencoba. Jangan lupa kabarin saya gimana hasilnya. Apalagi kalo sukses.



Jadi Pengusaha itu Enak?

Apa alasan kamu mau jadi pengusaha? Karena jadi pengusaha itu enak. Itu jawaban sebagian orang. Tapi apa betul jadi pengusaha itu enak? Apa sich enaknya? Punya usaha sendiri, waktu kerja diatur sendiri, punya karyawan, punya uang, gaji diatur sendiri, cara kerja diatur sendiri. Pokoknya yang ngatur cuma kita dan Tuhan. Eh, tapi kan itu kalo kita jadi pengusaha yang sukses. Ya… anggap saja kita sudah jadi pengusaha yang sukses.
Ada
gak enaknya gak sich? Gak enaknya semua dipikirin sendiri. Dari konsep, merintis, memulai, membesarkan, mempertahankan, dan seterusnya. Kalo ada apa-apa, pengusaha yang gak bisa tidur. Waktu mulai, siang malam kerja terus, sabtu minggu pun kerja. Bahkan mungkin ditahun-tahun awal gak dapet apa-apa. Minus terus. Gak ketemu anak-istri. Ada istilah, kalo pengusaha itu jam kerjanya 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Betul begitu.
Ya… semua diatas itu belum tentu. Banyak hal yang menentukan semua itu. Tapi sebenarnya menjadi pengusaha itu enak atau tidak, tidaklah penting. Yang penting kita sudah menentukan apa alasan kita mau jadi pengusaha. Jadi walaupun jadi pengusaha itu harus tidak enak, tidak masalah. Karena jadi pengusaha hanyalah jalan untuk memenuhi apa yang kita inginkan. Dan yang kita inginkan itulah alasan kita memilih jalan menjadi pengusaha.

Enak atau tidak, semua itu adalah pilihan kita. Kitalah yang menentukan. Radang tenggorokan itu gak enak. Kenapa kamu radang tenggorokan? Karena kebanyakan minum air es. Waktu minum kamu sudah tahu
kan bisa sakit. Berarti semua itu pilihan kamu.
Sakit hati diperlakukan seperti itu olehnya. Memang dia suruh hati kamu sakit? Tidak. Lalu siapa yang suruh? Tidak ada. Kamu yang suruh hati kamu sakit.

Jadi semua itu adalah pilihan kita. Enak atau tidak jadi pengusaha kita sendiri yang menentukannya.

Oleh karena itu tentukan pilihan mu dari sekarang.